Pendidikan Harus Mengedepankan Pikiran Terbuka

Pendidikan Harus Mengedepankan Pikiran Terbuka

Orang optimis mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Orang pesimis mengubah kemungkinan menjadi tidak mungkin.” kata William Arthur Ward. Menjaga pikiran terbuka untuk semua peserta didik adalah bagian penting dari pendidikan. Di blog hari ini, saya akan berbicara tentang keterbukaan pikiran terhadap hal – hal seperti rtp pg soft di Indonesia, mengapa pendidikan harus mendorongnya, dan bagaimana pendidikan dengan sistem penilaian saat ini membuat orang tertutup dan keras kepala.

Apa Itu Pikiran Terbuka?

Pikiran terbuka adalah kesediaan untuk mengekspos diri sendiri pada keyakinan, nilai, dan pengalaman baru yang berbeda dari miliknya sendiri. Memiliki pikiran terbuka melibatkan menerima berbagai ide, argumen, dan informasi. Hal ini memungkinkan seseorang untuk memikirkan kembali asumsi, mengidentifikasi informasi yang salah, dan mempertimbangkan opsi alternatif untuk membuat keputusan yang tepat. Sebaliknya, orang yang berpikiran tertutup tidak mendengarkan pemikiran dan sudut pandang orang lain dan hanya menganggap pemikirannya sendiri. Hal ini membuat sulit untuk mengidentifikasi semua faktor yang berkontribusi terhadap masalah dan menemukan solusi yang efektif. Satu hal penting yang perlu ditekankan adalah bahwa berpikiran terbuka tidak berarti bahwa seseorang bimbang dan tidak mampu berpikir untuk dirinya sendiri. Implikasi dari berpikiran terbuka adalah orang yang berpikiran terbuka mampu mengambil sikap tegas dan bertindak sesuai dengan pemikirannya setelah mempertimbangkan berbagai ide dan alternatif.

Buka Pikiran Anda Dan Bayangkan Kemungkinannya

Pikiran terbuka adalah kualitas positif yang memungkinkan seseorang untuk berpikir kritis dan rasional. Memiliki pikiran terbuka membantu orang dalam banyak hal:

  • Ketika seseorang menantang keyakinan mereka yang ada dan mempertimbangkan ide-ide baru, mereka mendapatkan wawasan baru. Ini mengajarkan Anda sesuatu yang baru tentang diri Anda dan lingkungan Anda. Hal ini memungkinkan pembelajar untuk membayangkan beberapa kemungkinan untuk setiap situasi.
  • Pengalaman baru diperoleh saat ide-ide baru membuka paparan dan perspektif baru.
  • Ini memberikan kesempatan belajar baru dari pengalaman hidup sehari-hari tentang dunia dan orang-orang di sekitar Anda.
  • Ini memberikan peluang untuk pengembangan pribadi saat Anda menjadi reseptif, kuat secara mental, percaya diri, dan optimis. Ini adalah hasil dari pembelajaran terus menerus dari informasi baru, perspektif yang berbeda, dan pengalaman hidup yang berbeda.

Pendidikan Mengedepankan Pikiran Terbuka

Pendidikan Dan Pikiran Terbuka

Keterbukaan harus menjadi salah satu tujuan utama pendidikan. Sistem pendidikan formal (sekolah, perguruan tinggi, universitas) harus menciptakan lingkungan yang terbuka bagi pikiran anak-anak muda untuk berkembang sambil mendorong mereka untuk berpikir di luar zona nyamannya. Sayangnya, sistem pendidikan saat ini tidak memungkinkan siswa berpikiran terbuka melalui sistem penilaian dan penilaian. Kurikulum terstruktur yang membutuhkan hafalan untuk lulus ujian tidak mendorong proses berpikir “berpikiran terbuka” pada siswa. Ada kebutuhan untuk mengkaji ulang sistem pendidikan saat ini, dengan tujuan mendorong pikiran terbuka, dengan penekanan pada membantu siswa berpikir dan belajar.

Baca Juga : Manfaat Pelatihan Pendidikan Bersifat Sosial Dan Pribadi

Guru sering tidak memiliki cukup waktu untuk dengan sabar mendengarkan siswa dan mendiskusikan masalah. Anda tidak boleh memaksakan kepercayaan Anda sendiri pada siswa, tetapi sebaliknya Anda harus mendengarkan apa yang dikatakan anak-anak, mendorong mereka untuk berbicara, dan memikirkan perspektif berbeda yang diajukan oleh siswa lain. Ada banyak pendekatan yang dapat menanamkan pikiran terbuka pada siswa dan peserta didik. Guru dapat mengizinkan siswa untuk berbicara di kelas tentang berbagai topik seperti budaya, tradisi, agama, hukum, masalah sosial, dan banyak lagi. Pikiran terbuka memungkinkan pembelajaran interaktif saat siswa berkomunikasi, berinteraksi, berdiskusi, dan belajar secara kolaboratif dengan siswa lain. Dunia pendidikan berubah dengan cepat sesuai dengan situasi seperti COVID-19 dan kemajuan teknologi seperti AR/VR, dan akan terus berubah di masa depan. Namun, salah satu tujuan mendasar dari pendidikan adalah pikiran terbuka, kemampuan mendengarkan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan. Mereka yang terbuka terhadap berbagai kemungkinan ini dapat menjadi pembelajar seumur hidup dan memiliki pendekatan hidup yang positif yang didorong oleh “tidak ada yang mustahil”.